KH Masdar Farid Mas’udi dikenal sebagai kyai yang
jago dalam halaqoh dan bahtsul masail. Banyak kyai sering kali
terbengong-bengong mendengar gagasannya yang cerdas, pendapatnya yang
penting, hujahnya yang bening, dan penemuannya yang orisinil.
Pak Masdar, demikian ia dipanggil, menguasai semua bab dalam
fiqih, dari politik hingga hukum waris, dari bab kesetaraan jender
hingga teologi tanah, dari fiqih haji, fiqih zakat, hingga hubungan
antaragama.
Menurut riwayat, Pak Masdar ini memang hobi menggelar
halaqoh semenjak menjadi santri. Ketika menghadapi persoalan pelik
dalam urusan agama atau yang lain, ia selalu bikin halaqoh.
Saat
mesantren di Krapyak misalnya, Masdar santri pernah bikin pengurus
pondok mengelus dada. Halaqoh dilatarbelakangi karena Masdar selalu
ditegur pengurus, lantaran berambut gondrong.
“Kang Masdar,
rambutmu dipotong ya besok Jumat. Santri tidak boleh gondrong banget,”
begitu kira-kira perintah pengurus pondok. Menurut riwayat, Masdar
santri tak pernah pusing dengan perintah tersebut. Suatu hari, ia bikin
halaqoh.
Jumat, waktu yang semestinya untuk potong rambut,
Masdar malah pasang spanduk yang menyita perhatian ratusan santri yang
sedang duduk-duduk di emperan masjid seusai Jumatan.
Setelah
spanduk terbentang, jelas sekali terlihat gambar seorang lelaki paruh
baya, kepala bagian atasnya botak, tapi bagian belakangnya terjuntai
rambut hingga pundak. Semua paham, ia adalah potret seorang filsuf,
faqih, dan sufi besar bernama Imam al-Ghozali.
Di bawah gambar tersebut, ada kata-kata yang tersusun dengan jelas,”Hadirilah!!! Halaqoh Bertema: Islam dan Rambut Gondrong.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar