Sehubungan
dengan gejala konflik internal umat Islam akhir-akhir ini, seperti di Sampang
(Madura), Bangil dan dan Jember, saya serukan hal-hal sebagai berikut:
1.
Teman-teman kelompok Syiah (yang
sangat minoritas) hendaknya menghindari dan tidak mengucapkan di depan umum
hal-hal yang dapat menyinggung perasaan masyarakat Sunni (yang merupakan
kelompok mayoritas) di Indonesia, seperti menghujat Saidina Abu Bakar, Umar,
Usman, Syekh Abdul Qodir Jaelani, Imam Buchori, Imam Muslim, Abu Huroiroh,
Hadratus Syeh Hasyim As’ari dan seterusnya. Karena kaum Sunni di Indonesia juga
sangat menghormati Saidina Ali (Karromallhu Wajhah) dan seluruh ahlul bait.
Mengapa Syiah mesti menyerang Sunni. Kalau serangan itu dilakukan tidak mungkin
dapat dihindari reaksi-reaksi.
2.
Untuk warga Ahlussunnah Waljamaah
hendaknya menginitensifkan dakwah di kalangan masyarakat (utamanya NU) melalui
pendidikan formal, majlis taklim, masjid-masjid, surau-surau serta kegiatan
formal NU dengan pendidikan ilmiyah historis serta perpecahan agama, dengan
cara bijak atau argumentative (bil hikmah), bimbingan dan penyuluhan (mauidhoh
hasanah) serta mengisi generasi muda yang mayoritas masih kosong dengan terus
menghindari cara-cara kekerasan karena sebuah faham tidak bisa dihadapi dengan
kekerasan.
3.
Waspadai siasat/taktik dari kekuatan
terselubung, baik Nasional maupun Internasional yang dilakukan untuk merusak
kaum muslimin di Indonesia/ dunia.
4.
Mewaspadai gerakan ideologi
Internasional (Transnasional) dari berbagai kelompok yang secara bersama-sama
masuk ke Indonesia setelah kebebasan reformasi yang ujung-ujungnya membahayakan
NKRI, Ideologi Pancasila, konstitusi UUD 45 dan sendi-sendi proklamasi RI.
Kelompok-kelompok ini mulai menyusupi dan mengambilalih masjid-masjid NU dengan
menghujat kebiasaan amaliyah NU selama ini. Masjid-masjid harus dijaga betul
agar tidak dijadikan pangkalan menyerang NU dan republik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar