Kiai Wahab
hampir tak bisa lepas dari sorbannya. Dalam pesantren, dalam
rapat-rapat, dalam perjalanan, dalam menghadiri sidang-sidang Parlemen,
di Istana, dalam resepsi-resepsi, dan bahkan dalam medan-medan
pertempuran ketika perang kemerdekaan berkobar, Kiai Wahab hampir tak
pernah melepaskan sorbannya. Tempo Doeloe ketika mobil-mobil masih harus
di othei, kalau ada orang pakai sorban nyetir mobil, bisa dipastikan
bahwa itu adalah Kiai Wahab.
Suatu ketika Kiai Wahab berbicara dalam Parlemen. Sebelum naik
podium, berdiri membetulkan letak sorbannya. Sekelompok anggota Parlemen
yang usil mulut nyeletuk : Tanpa sorban kenapa sih? Sambil menunjuk ke
sorbannya Kiai Wahab kontan menjawab : Sorban Diponegoro! Begitu berdiri
diatas podium, Kiai Wahab menunjuk lagi ke arah sorbannya sambil
mengatakan : Pangeran Diponegoro, Kiai Mojo, Imam Bonjol, Tengku Umar,
semuanya pakai sorban.. Keruan saja ruangan sidang serentak gelak
tertawa!
Ketika PKI melakukan pemberontakan Madiun yang
terkenal, hari itu Kiai Wahab sedang memimpin Latihan Ulama NU seluruh
Jawa yang menjadi pimpinan teras Barisan Sabilillah bertempat di Ngawi.
Dengan peristiwa Pemberontakan PKI tersebut seketika latihan diakhiri,
para pesertanya cepat-cepat kembali ke daerahnya masing-masing melakukan
jihad.
Dari Ngawi Kiai Wahab bermaksud pulang ke Jombang.
Ketika itu satu-satunya kendaraan cuma kereta api. Ini harus ditempuh
dengan jalan memasuki kota Madiun. Tetapi bagaimana, Madiun dikuasai
PKI. Kalau saja orang-orang PKI mengenali Kiai Wahab, entah apa jadinya.
Kiai
Wahab tidak kehilangan akal. Ada taktik untuk menyamar. Dalam hatinya,
taktik menyamar adalah benteng paling penghabisan dalam menghadapi
musuh. Sorban ditanggalkan dan dipakai dilapisan dalam sarungnya. Baru
lega hatinya. Tanpa sorban orang agak sukar mengenai Kiai Wahab. Tapi
bagaimana dengan kopyah putihnya? Lihat kiri-kanan. Seorang pemuda
mengenakan peci hitam di dekati. Diplomasi dijalankan. Entah karena
dibeli atau karena diberikan, peci hitam pindah dikepala Kiai Wahab, dan
kopyah putih dimasukkan kedalam sakunya.
Selamatlah Kiai Wahab
tiba di Jombang untuk memimpin perlawanan Sabilillah Hisbullah
menghadapi pemberontakan PKI untuk menyelamatkan Negara dan Agama!
Memang identitas bisa membawa berkah tapi bisa membawa musibah, tetapi
ditangan orang yang lihai semua kesulitan bisa diatasi, sebagaimana
dicontohkan Kiai wahab dalam menghadapi situasi sulit identitas
ditanggalkan agar selamat dari ancaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar